Dalam kacamata masyarakat umum, ekowisata dapat menjadi jalan keluar dari overtourism ataupun mass tourism. Ekowisata juga dipandang sebagai pendekatan pembangunan yang ditujukan untuk menekan dampak buruk dari pariwisata. Salah satunya adalah dengan konservasi lingkungan. Namun, apakah ekowisata hanya berbicara mengenai pelestarian lingkungan? Mari kita simak penjelasannya!
TIES atau The International Ecotourism Society (2015) menjelaskan bahwa ekowisata adalah “responsible travel to natural areas that conserves the environment, sustains the well-being of the local people, and involves interpretation and education”. Artinya, ekowisata merupakan perjalanan yang bertanggung jawab ke daerah-daerah alami yang mempertahankan lingkungan hidup dan mendukung kesejahteraan penduduk setempat.
Prinsip pengembangan ekowisata
Dalam pengembangan ekowisata, penting untuk memperhatikan prinsip-prinsip pariwisata berkelanjutan. Di sisi lain, pengembangan ekowisata harus mengakomodasi kebutuhan masyarakat lokal, lingkungan alam, dan wisatawan supaya memberikan manfaat yang berkelanjutan.
Dalam praktiknya, ekowisata dapat diimplementasikan dengan berbagai cara tergantung pada karakteristik lingkungan dan budaya setempat. Sebagai organisasi nirlaba global yang fokus dalam pembangunan ekowisata, TIES menyebutkan terdapat lima prinsip pengembangan ekowisata. Nah, apa saja 5 (lima) prinsip ekowisata tersebut?
- Konservasi alam dan budaya
Ekowisata memiliki tujuan untuk melindungi serta melestarikan lingkungan alam dan budaya setempat. - Pendidikan dan kesadaran
Ekowisata harus menyediakan pengalaman dengan nilai-nilai edukasi guna meningkatkan kesadaran wisatawan dan masyarakat mengenai pentingnya konservasi lingkungan dan budaya. - Pemberdayaan dan pelibatan masyarakat
Ekowisata harus memberdayakan dan mengikutsertakan masyarakat lokal. Sebagai aktor utama pembangunan, masyarakat harus mendapat kesempatan dalam proses perencanaan, pengambilan keputusan, dan memeroleh manfaat ekonomi dari pariwisata. Di samping itu, masyarakat harus dilibatkan dalam proses evaluasi dan monitoring sehingga mereka dapat mengontrol pembangunan pariwisata. - Manfaat yang berkelanjutan
Ekowisata harus memberikan manfaat ekonomi, lingkungan, dan sosial yang berkelanjutan bagi masyarakat lokal. Selain itu, ekowisata harus mampu menekan dampak negatif pada lingkungan alam dan budaya setempat. - Pengalaman yang bermakna
Ekowisata harus memberikan pengalaman yang bermakna dan menginspirasi wisatawan sehingga mereka dapat memahami pentingnya konservasi lingkungan dan budaya.
Strategi pengembangan ekowisata
Umumnya, terdapat beberapa strategi pengembangan ekowisata yang dapat diterapkan oleh pengambil kebijakan dan pemangku kepentingan, yakni:
- Menemukenali dan mengidentifikasi potensi
Pertama, lakukan identifikasi sumber daya alam dan budaya yang berpotensi untuk dijadikan atraksi/daya tarik wisata. Selain itu, analisa tingkat ketersediaan infrastruktur beserta aksesibilitasnya. - Melibatkan partisipasi masyarakat lokal
Peran serta masyarakat lokal sangatlah memengaruhi keberlanjutan destinasi. Pendekatan ini juga dikenal dengan istilah pariwisata berbasis masyarakat atau community based tourism. - Pengelolaan konservasi
Dalam proses perencanaan, tujuan yang ingin dicapai dari ekowisata adalah untuk menjaga kelestarian lingkungan alam dan budaya. Hal ini menjadi prasyarat utama dalam pengembangan ekowisata yang bertanggung jawab dan berkelanjutan. - Pengembangan produk wisata yang berkelanjutan
Susunlah paket wisata sesuai dengan karakteristik lingkungan setempat. Pastikan juga produk wisata yang dikembangkan memperhatikan prinsip-prinsip ekowisata yang bertanggung jawab dan berkelanjutan. Misalnya, tidak menggunakan bahan baku yang berpotensi dapat menjadi sampah yang sulit didaur ulang. - Muatan pendidikan dan kesadaran lingkungan
Sediakan informasi dan jadikan interpretasi kegiatan wisata sebagai pendidikan yang dapat mempromosikan kesadaran lingkungan dan budaya. Pastikan paket wisata yang ditawarkan memberikan pengalaman yang mengedukasi, baik bagi wisatawan (tamu) maupun masyarakat lokal (tuan rumah). - Pembangunan infrastruktur yang berkelanjutan
Dalam mengembangkan ekowisata, pastikan masyarakat mampu mendesain dan menyediakan infrastruktur yang ramah lingkungan serta ramah budaya. Misalnya saja, pengelolaan limbah dan air yang baik, pemilihan material bangunan pendukung pariwisata yang ramah lingkungan, dan sebagainya. - Pengembangan sumber daya manusia dan manajemen pengelolaan
Mengembangkan ekowisata juga membangun kapasitas dan keterampilan masyarakat lokal. Tujuan dari pengembangan SDM adalah untuk meningkatkan kualitas layanan dan mengoptimalkan manfaat ekonomi dari pariwisata. Selain itu, perlu adanya kerja sama dan kolaborasi dengan generasi muda sebagai bentuk upaya regenerasi dan menanamkan nilai-nilai pelestarian. - Menyusun mitigasi bencana/risiko dan menghitung daya dukung destinasi (carrying capacity)
Tidak dapat dipungkiri, ekowisata menjadikan sumber daya alam sebagai daya tarik utama. Di sisi lain, alam memiliki tingkat kerentanan yang tinggi sehingga mudah rusak dan sulit pulih. Untuk meminimalisir dampak negatif dari pariwisata, pengelola ekowisata harus berani mengambil keputusan untuk tidak rakus dalam berbisnis pariwisata. Berlakukan pembatasan kunjungan dengan menghitung daya dukung/tampung destinasi. - Membangun kemitraan dan pola pikir
Sebagai bentuk dari upaya membangun ekosistem masa depan pariwisata yang berkelanjutan, pekowisata adalah perjalanan kolektif yang membutuhkan kolaborasi. Untuk itu, perlu adanya kebijakan dan regulasi baik di tingkat lokal maupun nasional untuk sama-sama membangun pola pikir, bahwa kesuksesan pariwisata tidak diukur menggunakan angka kedatangan wisatawan. Di samping itu, perlu adanya cara pandang agar tidak melihat pariwisata dari sisi ekonomi saja, tetapi harus diarahkan untuk meningkatkan kelestarian lingkungan dan budaya. - Pemasaran ekowisata dan penggunaan teknologi tepat guna
Susunlah strategi pemasaran yang tepat untuk meningkatkan citra pariwisata guna menangkap dan mendatangkan wisatawan yang berkualitas. Bidik pasar (wisatawan) yang memiliki kepedulian yang tinggi terhadap lingkungan dan budaya.
Indonesia memiliki banyak destinasi wisata yang telah berhasil mengembangkan ekowisata dengan baik. Salah satu destinasi yang berhasil dalam pengembangan ekowisata adalah Desa Wisata Nglanggeran di Kabupaten Gunungkidul, Desa Waerebo di Kabupaten Manggarai, Pantai CMC (Clungup Mangrove Conservation) Tiga Warna di Kabupaten Malang, dan Ekowisata Tangkahan di Kabupaten Langkat.
Baca juga: Pentingnya Dokumen Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Daerah (RIPPARDA)
Bagaimana cara menjadi wisatawan yang bijak?
Ekosistem ekowisata dapat berjalan secara berkelanjutan jika setiap wisatawan dan pemangku kepentingan dapat berkontribusi positif pada lingkungan destinasi wisata. Nah, untuk dapat menjadi wisatawan yang bertanggung jawab, terdapat beberapa praktik perjalanan bijak yang dapat dilakukan, yaitu:
- Pilih destinasi ekowisata yang menerapkan konsep pembangunan pariwisata yang bertanggung jawab dan berkelanjutan.
- Pilih operator wisata (travel agent) yang bertanggung jawab dan memiliki rekam jejak yang baik dalam praktik pariwisata berkelanjutan.
- Minimalkan dampak lingkungan. Misalnya saja dengan mengurangi penggunaan air dan listrik, tidak membuang sampah sembarangan, dan menggunakan transportasi yang ramah lingkungan.
- Hormati budaya dan masyarakat lokal dengan cara mengagumi serta mempelajari budaya setempat, berinteraksi dengan masyarakat, dan mematuhi aturan dan norma setempat.
- Dukung keberlanjutan destinasi dengan menggunakan produk ataupun jasa yang ditawarkan masyarakat dan mengurangi penggunaan sumber daya alam yang berlebihan.
- Meminimalisir jejak karbon perjalanan.
- Bagikan pengalaman yang berkaitan dengan nilai positif perjalanan wisata atau ekowisata kepada orang lain. Cara ini tentunya dapat membantu mempromosikan pariwisata yang bertanggung jawab dan berkelanjutan.
Dengan komitmen dan upaya di atas, diharapkan kita sebagai wisatawan dapat berkontribusi dalam membangun masa depan pariwisata Indonesia yang lebih baik.