- Asesmen dan Klasifikasi Desa Wisata Kabupaten Purworejo
- Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah
- 2022
- Dinas Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata Kabupaten Purworejo
- Dr. Hesti Respatiningsih (akademisi), Arum Sri Setyoningsih (praktisi), Hannif Andy Al Anshori, S.Par (praktisi), Hari Purwanto (Forum Komunikasi Desa Wisata)
Deskripsi proyek
Pada tahun 2022, Kabupaten Purworejo memiliki sebanyak 53 desa wisata. Pemerintah Kabupaten Purworejo melalui Dinas Pariwisata ingin mendorong potensi pariwisata lokal agar Kabupaten Purworejo berdaya saing di tahun 2025. Untuk itu, desa wisata perlu diklasifikasi agar dapat dikelola dan dikembangkan dengan lebih baik.
Klasifikasi memungkinkan identifikasi keunikan, potensi, dan tantangan yang dimiliki setiap desa wisata. Dengan demikian, langkah-langkah strategis dapat diambil untuk meningkatkan pengalaman wisatawan, meningkatkan daya tarik, dan memastikan keberlanjutan desa wisata tersebut.
Klasifikasi juga membantu dalam penentuan standar pengelolaan, pengembangan infrastruktur, serta promosi dan pemasaran yang sesuai dengan karakteristik setiap desa wisata. Dengan pengelompokan yang tepat, pemerintah dan pihak terkait dapat memberikan dukungan yang lebih efektif untuk pengembangan desa wisata secara berkelanjutan.
Umumnya, terdapat empat klasifikasi desa wisata secara nasional. Klasifikasi ini tentu saja memiliki indikator perhitungan yang telah disesuaikan dengan kebijakan di level nasional ataupun regional. Salah satu aspek yang dinilai adalah destinasi, kelembagaan, industri, pemasaran, dan ketahanannya.
Desa wisata rintisan, biasanya masih dalam tahap awal pengembangan. Potensi wisata alam, budaya, atau warisan lokal telah diidentifikasi, tetapi infrastruktur dan pelayanan wisata mungkin masih terbatas. Desa wisata maju, biasanya sudah memiliki dasar infrastruktur dan pelayanan wisata yang lebih baik. Wisatawan dapat menikmati fasilitas akomodasi seperti homestay dan aktivitas wisata yang lebih beragam.
Desa wisata berkembang memiliki infrastruktur dan pelayanan wisata yang matang. Wisatawan dapat menikmati pengalaman wisata yang beragam dan terintegrasi. Desa wisata mandiri, memiliki tingkat kemandirian tinggi dalam pengelolaan dan pengembangan pariwisata. Masyarakat lokal memiliki peran sentral dalam pengambilan keputusan dan manajemen destinasi.
Bentuk hasil kolaborasi lainnya
Kami percaya, penceritaan menjadi kekuatan destinasi wisata. Dapatkan cerita menarik lainnya dari perjalanan kami melakukan kolaborasi.